Ibu Hamil Resti Perlu Didampingi Turunkan Resiko Hamil


 

MALANG,KRJATIM.COM ,-Penyelenggaraan upaya kesehatan ibu dan anak menjadi perhatian khusus dalam kesehatan  masyarakat. Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan sebagai salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. salah satu target SDG’s (Sustainable Development Goals) agenda 2030 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan Angka Kematian Neonatal yaitu 12 per 1000 kelahiran hidup (Target RPJMN 2010-2014 : 24 per 1000 Kelahiran Hidup) dan menurunkan Angka Kematian Balita yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup.

            Kematian Ibu adalah kasus kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk hamil ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian insidental. Sedangkan Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian neonatal per 1000 Kelahiran Hidup.

Jumlah Kematian Ibu di Kota Malang tahun 2021 yaitu 41 kasus. Penyebab kematian ibu tersebut didominasi penyakit Covid-19 sejumlah 31 kasus, Preeklampsia/ Eklampsia sejumlah 4 kasus, sedangkan penyebab lain yaitu perdarahan, jantung, pneumonia, tuberkulosis. Jumlah Kematian Neonatal tahun 2021 yaitu 52 kasus dengan penyebab kematian bayi terbanyak yaitu BBLR 14 kasus, asfiksia sejumlah 13 kasus, sepsis sejumlah 2 kasus, kelainan kongenital sejumlah 7 kasus, diare serjumlah 1 kasus, kelainan saluran cerna 1 kasus, kelainan syaraf 1 kasus, lainnya sejumlah 12 kasus.

            Data Dinas Kesehatan Kota Malang Tahun 2021 juga menyebutkan bahwa terdapat 3.927 orang ibu hamil risiko tinggi dari 11.214 orang ibu hamil yang ditemukan. Sedangkan jumlah kematian ibu tahun 2022 hingga bulan Juni terdapat 6 kasus. Hal ini tentunya memerlukan pemantauan ekstra agar ibu hamil risiko tinggi tersebut tidak jatuh pada kondisi komplikasi yang dapat membahayakan Ibu dan Bayi. Dinas Kesehatan Kota Malang berupaya agar dapat menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

            Dinas Kesehatan Kota Malang melalui Sub Substansi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat melaksanakan kegiatan pertemuan sosialisasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure Tanggal 22 Juni 2022 lalu. Peserta kegiatan terdiri dari bidan koordinator Puskesmad dan kader pendamping ibu hamil risiko tinggi yaitu sejumlah 230 orang dari 16 wilayah kerja Puskesmas di Kota Malang. Pertemuan tersebut dilakukan guna meningkatkan kapasitas tentang deteksi dini risiko tinggi pada ibu hamil oleh masyarakat, meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya pelaksanaan rujukan dini berencana, serta meningkatkan rujukan dini berencana pada ibu hamil risiko tinggi. Kegiatan sosisalisasi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif, MM. Narasumber dalam kegiatan sosialisasi oleh Dinas Kesehatan Kota Malang dan PERSAGI yaitu membahas tentang teknis pelaksanaan pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader, nutrisi pada kehamilan risiko tinggi, serta teknis administrasi pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader.

            Kota Malang mendapatkan Dana Bantuan Keuangan Provinsi Jatim untuk pendampingan ibu hamil risiko tinggi. Hal ini merupakan wujud dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung upaya penurunan AKI dan AKB di Kota Malang. Pendampingan tersebut bertujuan agar ibu hamil risiko tinggi lebih paham dan peduli terhadap keadaan kehamilannya. Proses pendampingan ibu hamil risiko tinggi oleh kader yaitu ibu akan mendapatkan edukasi terkait kehamilan, gizi dan perawatan bayi, serta motivasi dalam perencanaan persiapan persalinannya. Pendampingan ibu hamil risiko tinggi diharapkan menjadikan rujukan dini berencana kasus risiko tinggi dapat dilaksanakan tepat waktu. Rujukan dini berencana yaitu rujukan ibu risiko tinggi yang disiapkan/direncanakan jauh sebelum hari persalinan. Upaya pendampingan dilakukan agar pengendalian, pencegahan proaktif antisipatif terhadap prediksi penyulit persalinan, kesiapan mental, biaya, transportasi serta persalinan aman yaitu ibu dan bayi selamat. (BK),(nyo/adv)

 

Berita Terkait

Top