Puskesmas Sekota Malang Ikut Pertemuan Pengelolaan Upaya Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan Dan Pasca Krisis Kesehatan


 

MALANG.KRJATIM.COM,- Kejadian bencana baik alam maupun non alam menunjukkan peningkatan pada beberapa tahun terakhir ini. Seperti yang dirasakan bersama di seluruh dunia yaitu wabah covid-19 yang oleh Pemerintah Indonesia ditetapkan sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020. Selain itu, bencana alam pun semakin sering terjadi di Indonesia antara lain banjir di Jakarta, Bondowoso, Luwu Sulawesi Selatan, gempa bumi di Mamuju dan Majene dan erupsi Gunung Semeru di Lumajang. BNPB sendiri mencatat sebanyak 1.137 kali kejadian bencana periode sejak awal 2022 hingga Maret 2022.

            BNPB Kota Malang mencatat ada lebih dari 10 titik lokasi terdampak bajir dan 10 titik lokasi tanah longsor pada Januari 2022, 8 titik lokasi banjir dan 5 titik tanah longsor di bulan Februari, sementara di bulan Maret tercatat 42 titik lokasi banjir dan 12 tanah longsor dengan total kerugian lebih dari 700 juta rupiah.

            Berdasarkan pada kenyataan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Malang mengadakan kegiatan pertemuan lintas sektor terkait pengelolaan upaya pengurangan risiko krisis kesehatan dan pasca krisis kesehatan di Hotel Ijen Suite mengundang Penanggung Jawab Krisis Kesehatan Jawa Timur sebagai narasumber, peserta kegiatan ini adalah Kepala Puskesmas se-Kota Malang, Penanggung Jawab Krisis Kesehatan Puskesmas se-Kota Malang, PMI Kota Malang, Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) Kota Malang, Sekretariat Bersama Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB), Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Pramuka Kwarcab Kota Malang, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) serta Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (ORARI) Lokal Kota Malang. Tujuan dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan dan puskesmas mampu melakukan managemen resiko bencana/krisi kesehatan, melakukan kajian resiko, dan meningkatkan sinergitas antara Dinas Kesehatan/puskesmas dan relawan dalam penanganan krisis kesehatan sehingga penanganan bencana/krisis kesehatan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.(nyo/adv)

 

 

 

Berita Terkait

Top