
Salah satu penyuluhan ODF di salah satu kelurahan diwilayah Puskesmas Kedung Kandang (dil)
MALANG(KRJ.COM) Upaya pencapaian Open Defecation Free ( ODF) hingga 100 Presen di Puskesmas Kedungkandang memerlukan upaya yang cukup keras. Karena wilayah Kedungkandang kelurahannya masih banyak yang dikelilingi sungai. Sedangkan sesuai program Walikota Malang Sutiaji diharapkan kota Malang 2019 harus ODF 100 Presen.
Dikatakan Poedjo Edhi H, Amd.Kl Sanitarian Puskesmas Kedungkandang pada wartawan Jumat (30/11) Puskesmas Kedungkandang menyampaikan, bahwa buang air sembarangan Salah satu contoh perilaku yang tidak sehat , yakni Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) Open Defecation , suatu tindakan tak sehat pembuangan kotoran atau tinja diladang, dihutan, disungai , pantai atau area terbuka lainya dan dibiarkan menyebar dan mengkontaminasi lingkungan tanah udara dan air.
Masih adanya perilaku yang tidak sehat itu Puskesmas Kedung Kandang terus melakukan penyuluhan agar masyarakat tidak membuang tinja sembarangan.
Dikatakan puskesmas kedungkandang mengadakan program sosialisasi pada masyarakat untuk stop BAB sembarangan. Tujuanya untuk memicu masyarakat, agar merubah kebiasaan buruk dan tidak sehat dengan melakukan BAB disembarang tempat. Diakui diwilayah kedungkandang cukup banyak sungai maupun tempat terbuka seperti sawah maupun ladang , sehingga masyarakatnya sangat berpotensi untuyk melakukan BABS, apalagi yang berada dipinggiran sungai dimana medannya seperti di kelurahan Wonokoyo dan buring banyak dikelilingi sungai, menjadi tradisi turun tumurun masyarakatnya membuang tinja di sungai.
Oleh, karenanya harus diberi penyuluhan agar tidak membuang tinjannya di sembarang tempat.Karena kebiasaan buang tinja merupakan kebiasaan buruk dan dianggap tidak sehat, mereka diingatkan agar membuat sepiteng dan membuang tinjanya di sepiteng.
Diungkapkan Edhi, setiap kali penyuluhan ada sekitar 30 orang kader kesehatan di empat kelurahan diantaranya kelurahan Wonokoyo, Buring maupun Muharto, yang notabene masyarakat banyak hidup didaerah pinggiran sungai. Mereka yang memiliki saluran , namun tinjanya dibuang ke Sungai harus segera dirubah.
Harapanya dengan dilakukan penyuluhan oleh puskesmas masyarakat akan semakin sadar akan kesehatan. Bila masyarakat masih tetap melakukan pola tidak sehat itu yang muncul adalah Mikroba, Materi organik, telur cacing maupun nutrien, yang berdampak tidak sehatnya lingkungan sekitar. Tentunya gerakan stop BAB sembarangan terus disosialisasikan, sehingga program ODF akan bisa sukses dan bisa berjalan dengan baik. (dil)